TAUTOMERI
Tautomer adalah senyawa-senyawa organik yang dapat
melakukan reaksi antar bahan
yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya dijumpai, reaksi ini
dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogen atau proton yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda disebelahnya. Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat
terjadi, kesetimbangan
kimia tautomer dapat dicapat. Rasio tautomer ini tergantung
pada beberapa faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH.
Konsep tatomer yang dapat melakukan antarubahan dengan tautomerisasi disebut tautomerisme.
Tautomerisme adalah kasus khusus dari isomersime
struktur dan memainkan peran yang penting dalam pemasangan basa dalam molekul DNA dan RNA.
Tautomerisasi dikatalisasi oleh:
·
Basa (1.deprotonasi;2.pemebntukan anion yangterdelokalisasi (misalnya enolat);3. protonasipada
posisi yeng berbeda pada anion).
·
asam (1.protonasi;2. pembentukan kation
yang terdelokalisasi; 3. deprotonasi pada sebelah posisi yang berbeda pada
kation).
Pasangan tautomer yang umum adalah:
·
keton - enol,
misalnya aseton (lihat: tautomerisme keto-enol).
·
amida - asam imidat, misalnya selama
reaksi hidrolisis nitril.
·
laktam - laktim,
sebuah tautomerisme amida-asam imidat pada cincin heterosiklik, misalnya pada nukleobasa guanina, timina, dan sitosina..
·
enamina - enamina, misalnya selama reaksi enzim yang
dikatalisasi oleh piridoksalfosfate.
Tautomerisme prototropik merujuk pada relokasi sebuah
proton, seperti pada contoh di atas, dan dapat dianggap sebagai subbagian dari
perilaku asam-basa.
Tautomer prototropik adalah sekelompok keadaan protonasi isomerik
dengan rumus empiris dan muatan total
yang sama.
Tautomerisme annular adalah sejenis tautomerisme
prototropik di mana sebuah proton dapat menduduki dua atau lebih posisi dalam
sebuah sistem heterosiklik. Sebagai
contoh, 1H- dan 3H- imidazola; 1H-, 2H-, dan
4H- 1,2,4-triazola;
1H- dan 2-H isoindola.
Tautomerisme rantai-cincin terjadi ketika perpindahan
proton diikuti oleh perubahan struktur terbuka menjadi cincin, seperti pada
bentuk aldehida dan piran glukosa.
Tautomerisme valensi adalah sejenis tautomerisme
prototropik yang melibatkan proses reorganisasi ikatan elektron yang cepat.
Contoh dari jenis tautomerisme ini dapat ditemukan pada bulvalena.
Contoh lainnya adalah bentuk terbuka dan tertutup dari azida - tetrazola.
Tautomerisme valensi memerlukan perubahan geometri molekul dan hal ini berbeda
dengan struktur
resonansi ataupun mesomer.
Tautomeri keto-enol
Bentuk tautomeri yang paling umum adalah tautomeri antara
senyawa karbonil yang mengandung hidrogen-α dengan bentuk enolnya.
Di dalam hal yang sederhana (R” = H, alkil, OR, dst),
kesetimbangan terletak di sebelah kiri. Alasan untuk itu dapat diuji melalui
energi ikat. Bentuk keto berbeda dari bentuk enol dalam hal pemilikan ikatan
C-H, C-C, dan C=O, di mana enol mempunyai ikatan C=C, C-O, dan O H. Jumlah
energi ikat untuk deret tiga ikatan yang pertama di atas adalah 360 kkal/mol
dan untuk deret yang kedua adalah 345 kkal/mol. Bentuk keto lebih stabil
sekitar 15 kkal/mol. Jika R mengandung ikatan rangkap yang dapat berkonjugasi dengan
ikatan rangkap enol, jumlah enol menjadi besar dan bahkan bisa menjadi dominan.
Ester mempunyai enol yang lebih banyak daripada keton. Di dalam molekul seperti
asetoasetat, enol juga distabilkan oleh ikatan hidrogen internal, yang mana
ikatan ini tidak tersedia dalam bentuk keto:
Sering kali jika kandungan enolnya tinggi maka kedua bentuk
dapat diisolasi. Bentuk keto ester asetoasetat murni meleleh pada -39oC
sedangkan bentuk enolnya adalah cairan dengan titik leleh -78oC. masing-masing
dapat disimpan selama beberapa hari jika katalisator seperti asam atau basa
benar-benar telah dikeluarkan. Bahkan enol paling sederhana yakni vinil alkohol
CH2=CHOH telah dibuat dalam fase gas pada suhu kamar, dan enol ini mempunyai
waktu paruh sekitar 30 menit.
Keberadaan enol sangat dipengaruhi oleh pelarut, konsentrasi,
dan suhu. Ester asetoasetat mempunyai kandungan enol 0,4% dalam air dan 19,8%
dalam toluena. Dalam hal ini, air mengurangi konsentrasi enol melalui
pembentukan ikatan hidrogen dengan karbonil sehingga gugus tersebut kurang
bersedia membentuk ikatan hidrogen internal.
Jika ada basa kuat, kedua bentuk enol dan keto dapat kehilangan
proton. Anion yang dihasilkan keduanya adalah sama. Oleh karena 19 dan 20 hanya
berbeda dalam hal penempatan elektron maka keduanya bukanlah tautomer, tapi
bentuk kanonik. Struktur ion enolat yang sebenarnya adalah hibrida dari 19 dan 20, meskipun 20 lebih
banyak berkontribusi karena di dalam bentuk ini muatan negatif ada pada atom
yang lebih elektronegatif.
2. Tautomeri pergeseran proton yang lain
Di dalam semua hal, anion hasil dari pelepasan sebuah proton
dari masing-masing tautomer adalah sama karena resonansi. Beberapa contoh
adalah:
a. Tautomeri Fenol-keto
Bagi fenol yang paling sederhana, di dalam setimbangan ini
terletak pada sisi fenol karena hanya pada sisi ini terdapat kearomatikan. Bagi
fenol sendiri, tidak ada fakta untuk keberadaan bentuk keto. Meskipun demikian,
bentuk keto menjadi penting dan mungkin dominan apabila: (1) adanya gugus
tertentu, seperti gugus OH kedua atau gugus N=O, (2) dalam sistem aromatik yang
dipadukan, dan (3) di dalam sistem heterosiklik. Bagi kebanyakan senyawa
heterosiklik dalam fase cair atau dalam larutan, bentuk keto adalah bentuk yang
lebih stabil; meskipun di dalam fase uap, posisi kesetimbangan menjadi
berbalik. Sebagai contoh, di dalam kesetimbangan antara 4-pidone 21dengan
4-hidroksipiridin 22, hanya bentuk 21 yang
terdeteksi jika dalam larutan etanol, sedangkan 22 dominan
dalam fase uap.
b. Tautomeri nitroso-oksim
Letak kesetimbangan ini jauh ke kanan; dan sebagai aturan,
senyawa nitroso stabil hanya jika ada ikatan hidrogen-α.
c. Senyawa nitro alifatik berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aci.
Bentuk nitro jauh lebih stabil daripada bentuk aci, hal ini
sangat bertentangan dengan tautomeri nitroso-oksim karena tidak disangsikan
lagi bentuk nitro mempunyai resonansi yang tidak ditemukan dalam tautomeri
nitroso.
d. Tautomeri imina-enamina
Enamina secara normal stabil hanya jika tidak ada hidrogen pada
nitrogen (R2C=CR-NR2). Kalau tidak demikian maka bentuk imina yang dominan.
Sumber
Firdaus, 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Kimia Organik
Fisis I. Makassar : UNHAS.
Terima kasih atas sharing ilmunya. Namun saya ingin bertanya, jika suatu senyawa telah stabil dalam salah satu bentuk keto, mengapa senyawa tersebut masih membentuk enol?
BalasHapusmohon untuk dijawab, terima kasih
Terima kasih atas materinya sangat bermanfaat, namun saya ingin menyarankan mengenai latar pada blog ini sebaiknya diganti sehingga tulisannya dapat terlihat lebih jelas atau warna dari tulisannya yang diganti :)
BalasHapusTrimkasih atas matetinya. Sangat bermanfaat
BalasHapus